BuruSergap86.com -- Jogya,Kelulusan meraih Pasca kuliah menjadi kan Sarjana merupakan hari yang membahagiakan bagi Teguh Suparman dan keluarga nya.tepatnya 19 April beberapa tahun di waktu lalu.
Sembari menggandeng istri dan anak-anaknya,pria yang mengenakan seragam satpam lengkap ini datang menuju ke Gedung Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada(UGM) Yogyakarta.tepatnya pada,Rabu(06/08/2025)Kisah Nyata Inspiratif.
Dengan Wajah berkaca-kaca sewaktu menyaksikan sang putri sulungnya,Retnaningtyas Susanti, diwisuda dengan menyandang gelar doktor sebagai Momen penting dalam hidupnya,ini pun baginya merupakan suatu rezeki yang memang sudah digariskan Allah Swt.
"Saya percaya ini memang sudah rezeki,semua sudah diatur Allah Swt,"hingga saat ini saya bisa melihat langsung anak saya di wisuda,pungkasnya Teguh
Teguh Suparman tergabung dalam satuan keamanan UGM yang kini bernama Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L).Ia sudah mengabdi di kampus yang mempunyai julukan kampus biru itu sejak 33 tahun terakhir.Angka yang sama saat putri sulungnya tersebut terlahir.Ia menceritakan tentang kisah nyata ini sebagai inspirasi bagi semua orang tua berkorban untuk berjuang demi mencapai cita-cita anaknya.
mengenang saat anaknya,Tyas, masih kecil.Ia pernah mengajaknya ke tempat kerjanya untuk ikut berpatroli pada akhir pekan libur.
Sembari berpatroli mengitari fakultas yang ada,dalam hatinya berkeinginan agar suatu hari melihat anaknya bisa berkuliah di salah satu gedung yang tiap hari dijaganya tersebut.
Sebelum nya,Impian sang anak sempat berucap pada ayahnya ingin kuliah di kampus UGM ternama tersebut.
Terngiang Cita-cita sang anak,Teguh selalu berDoa' ,Istighfar dan Istiqomah kepada Allah Swt,insyaallah akan segera terkabul impian mu nak,katanya dalam hati.
Ia menyebutkan"Saya kerja di tempatnya orang-orang pintar.Saya jadi ingin,anak saya nanti bisa seperti orang-orang ini,"jelas nya.
Dari keinginannya itu,Teguh pun mendukung anaknya untuk melanjutkan studi di Prodi Antropologi UGM selepas menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia juga rela banyak berkorban, baik dalam segi moril maupun materil.
Pada Tim Redaksi Media Online ini ia menceritakan kisah nyata yang di Alaminya dalam Mengapai Impian Anak nya itu dari Perjuangannya meniti karier Tyas.
Awalnya Teguh,Sempat"Utang sana sini.Tetapi saya yakin kalau uang itu digunakan untuk hal yang baik nanti akan ada penggantinya.Dan nyatanya,Alhamdulillah sampai sekarang kami bisa hidup cukup, dan empat anak kami semua kuliah,"tuturnya.
Dukungan dari orangtuanya itu membuat Tyas bersungguh dalam menempuh pendidikan.Ia menyelesaikan kuliahnya S1 dalam jangka waktu 3 tahun 7 bulan.
Cerita kisah Tyas Sempat Jualan hingga Jadi Dosen
Setelah lulus,Tyas menjadi peneliti di Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM. Kemudian,dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah mengambil ke S2.
"Meski awalnya saya tidak yakin bisa kuliah,Bapak yakinkan bahwa saya bisa kuliah.Tapi waktu saya mau S2,bapak tidak bisa membiayai lagi karena adik-adik saya juga masih sekolah semua,"ujarnya.
Tyas pun berambisi untuk membiayainya sendiri. Bekerja sampingan untuk menambah penghasilan,bahkan sampai bekerja di warung kopi hingga jualan."Dulu pernah berjualan salak," ucapnya.
Kerja kerasnyapun tak sia-sia alhasil berbuah manis dengan keberhasilan Mengapai mimpinya, pada 2011 dia mampu mendapatkan gelar master bidang pariwisata dan menjadi dosen di Universitas Andalas Padang.Pada 2013,ia kembali lagi ke Yogya untuk studi S3 dengan beasiswa BPPDN Dikti.
"Saya ingin Bapak dan Ibu melihat saya dikukuhkan sebagai guru besar suatu hari kelak,"ucapnya.
Liputan:*Tim Redaksi Media-C45T*