ACEH/Banda Aceh -- BuruSergap86.Com,Pernyataan Sikap Pengakuan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam bentuk Surat Terbukanya Kian Viral nya di Media Sosial(MedSos)Facebook Seperti di kutip dari Salah' Satu Akun Facebook",Kisah Sejarah Nusantara".Secara Singkat menyampaikan Surat terbuka Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau sering di sapa akrab Mualem dalam hal ini meminta keadilan dan kesejahteraan Aceh terhadap Empat Pulau nya yang menjadi Rebutan untuk di kelola orang lain,tak di izinkan dan juga tidak di berikan sebab alasan kuat nya adalah Harga diri Rakyat Aceh.
Disini lain,Ini bentuk tanggung jawab seorang Gubernur Aceh MUZAKIR MANAF terhadap RAKYAT ACEH,Setelah ada terbitan Surat Kamendagri sebelum nya yang kian memanas muncul beragam Narasi Pro dan Kontra,Namun tetap di tolak Muzakir Manaf(Mualem)Secara tegas,itu milik Rakyat Aceh Terkait Kelolaan Empat Pulau itu,
lebih lanjut di tanggapi Presiden PRABOWO SUBIANTO dan sempat berkunjung ke Aceh dalam bentuk menanggapi Surat Kemendagri atas Jawaban Perseteruan Terkait kedua gubernur tersebut,ini permintaan ketegasan Sikap presiden RI Prabowo Subianto menelaah lebih lanjut Terhadap penolakan Empat Pulau di kelola orang lain,akan di tinjau ulang dalam Solusi nya untuk rakyat serta masyarakat di Daerah Aceh selama ini.
Yang jelas,Rakyat Aceh tetap Semangat menjaga letak Wilayah Perbatasan Tanah dan Empat Pulau nya serta selalu Senantiasa menjaga Situasi tetap kondusif aman sejahtera bahkan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Mereka,meminta tetap kembali pada harga diri tanah leluhurnya jangan terusik oleh orang lain apalagi dengan adanya perebutan empat Pulau milik nya.
Ini cuplikan tegas gubernur Aceh Muzakir Manaf alias mualem menyatakan dalam surat terbuka nya di tujukan kepada presiden RI,telah Viral di Medsos Facebook ",Akun Kisah Sejarah Nusantara",Sebanyak 201 komentar dan 666 menyukai Postingan tersebut yang di kutip Media Online ini pada hari Rabu(18/06/2025)ini Bunyi Isi Surat Terbuka tersebut.
MERINDING!!! Surat Terbuka Mualem kepada Presiden Prabowo: "Pulau Kami, Harga Diri Kami!"
Bapak Presiden yang saya hormati,H Prabowo Subianto, sahabat seperjalanan,yang dulu pernah menjadi lawan, kini menjadi saudara dalam cita-cita besar Republik.
Izinkan saya menulis surat terbuka ini. Bukan sekadar sebagai Gubernur Aceh, melainkan sebagai seorang anak bangsa yang pernah berseberangan jalan dengan bapak, tetapi kini dipertemukan oleh jalan damai dan persatuan.
Barangkali tak banyak pemimpin republik ini yang memahami Aceh sedalam bapak.Dahulu, kita pernah berdiri di dua sisi berbeda dari sejarah. Saya di hutan-hutan Aceh, memimpin pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), memperjuangkan hak-hak rakyat kami.
Bapak kala itu berdiri sebagai bagian dari militer Indonesia, menjaga kedaulatan negara ini. Kita pernah berhadapan dalam pertempuran yang getir,di tengah darah dan air mata rakyat Aceh.
Namun sejarah menuntun kita ke jalan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Perjanjian damai Helsinki membuka pintu persatuan. Senjata kami letakkan,dendam kami kubur,dan kami memilih berjalan bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jalan itu tidak mudah, tetapi kami berani melangkah, demi anak cucu Aceh yang haus damai.
Sejak 2012,Saya menambatkan kepercayaan politik saya kepada bapak.Ketika banyak pihak mempertanyakan pilihan politik saya itu,saya meneguhkan hati bahwa bapak dapat dipercaya. Ketika banyak pihak ragu, saya percaya pada keberanian dan ketulusan bapak.
Dalam kemenangan maupun kekalahan,kami berdiri di belakang bapak,hingga hari ini, ketika bapak memimpin negeri ini sebagai Presiden Republik Indonesia.
Namun kini, luka lama seakan menganga kembali. Empat pulau kami, Mangkir Besar,Mangkir Kecil, Lipan,dan Panjang telah dialihkan ke Sumatera Utara melalui Kepmendagri 050-145 Tahun 2022 dan dikukuhkan lagi dengan Kepmendagri 300.2.2-2138 Tahun 2025.
Bagi sebagian orang,ini mungkin sekadar urusan administratif. Namun bagi kami,orang Aceh, tanah adalah kehormatan.Harga diri kami. Keempat pulau itu bagian dari sejarah kami sejak masa Kesultanan Aceh.
Sejak 1965,Pemerintah Daerah Istimewa Aceh telah menetapkan pengelolaannya melalui SK No. 125/IA/1965.Bahkan dalam masa damai, kami membangun mushalla,rumah singgah nelayan, hingga patok-patok batas yang sah.
Sejak 2018,kami telah berulang kali mengajukan keberatan resmi kepada pusat.Surat demi surat kami kirimkan. Data kami lengkapi. Namun semua seolah hilang dalam riuh rendah birokrasi.
Bapak Presiden,saya menulis bukan dalam semangat permusuhan. Tidak.Saya menulis sebagai saudara lama bapak. Kita pernah bertempur,kini berjalan dalam satu barisan. Saya percaya, dalam hati seorang prajurit seperti Bapak, kehormatan wilayah dan keadilan rakyat adalah sesuatu yang suci.
Izinkan kami memohon:Bukalah kembali proses verifikasi. Hadirkan kembali dialog yang adil. Kembalikan keempat pulau itu dalam pelukan Aceh, bukan semata demi memperluas wilayah, tetapi demi menegakkan keadilan sejarah dan menjaga kehormatan rakyat kami yang telah setia menjaga perdamaian.
Bapak Presiden,Aceh tidak meminta lebih dari yang seharusnya.Kami hanya ingin agar luka yang telah kita jahit bersama tidak kembali robek oleh ketidakadilan yang bisa kita cegah. Sebab saya percaya, seperti halnya prajurit memegang sumpah setianya, Bapak akan menjaga keutuhan rasa keadilan negeri ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan kepada Bapak dalam memimpin negeri besar ini dengan kebijaksanaan dan keadilan.(Muh)
Hormat saya,Muzakir Manaf (Mualem)Gubernur Aceh
Setelah ada @sorotan SEMUA ORANG banyak membaca dan komentar nya mengapa bisa terjadi ada perebutan lahan Wilayah Empat Pulau demi kekuasaan Pertambangan Hasil Sumber Alamnya menjadi Perebutan dan Perseteruan antara dua orang gubernur Aceh dan gubernur Sumatera Utara tersebut
Hanya gegara Surat terbitan Kemendagri RI Tito Karnavian menjadi pertanyaan besar Publik sampai saat ini akibat dampak surat Perbatasan Tampal Batas wilayah sesama di Indonesia, akankah Prabowo Subianto akan mencari Solusi Keadilan dalam hal ini tentunya Nitizen masih bertanya-tanya.
tetap saja menjadi pertanyaan besar Publik, akibat ulah Siapa kah kedua orang gubernur bisa berebut wilayah dalam mengelola Empat Pulau tentunya akan menjadi perdebatan sengit antara kedua nya,namun hanya bisa terjawab oleh orang no satu di negara Indonesia ini.
Ini pertanyaan,besar Publik bisakah keadilan dan pemerataan agar tidak memanas berkelanjutan dari terbitnya surat Kemendagri Tito Karnavian yang membuat pusing presiden RI Prabowo dalam melakukan upaya perbaikan berlanjut keharmonisan kedua gubernur Aceh Muzakir Manaf dan gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution tetap memikirkan bagaimana perasaan rakyat mereka masing-masing demi keutuhan negara Indonesia.
Liputan:"Tim Redaksi Media-C45T."