BuruSergap86.com -- Jakarta,INDONESIA Corruption Watch (ICW) mengkritik pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI pada Jumat, 15 Agustus lalu,yang menyinggung soal komitmen memberantas korupsi. Dalam pidato kenegaraan itu,Prabowo mengklaim komitmen pemerintahannya dalam memberantas mafia sumber daya alam dan korupsi.Ia juga menjanjikan penegakan hukum yang tidak pandang bulu terhadap pejabat korup.
Prabowo menyampaikan bahwa harus berani melihat penyakit-penyakit yang ada di tubuh kita. Ia pun menuturkan bahwa akan menyelamatkan rakyat,membela kepentingan rakyat dan memastikan rakyat tidak menjadi korban serakah-nomic.
Koordinator Divisi Edukasi Publik ICW Nisa Zonzoa,menyebut isi pidato Prabowo justru bertolak belakang dengan situasi nyata. “Hingga hari ini,koruptor masih menguasai negara,masyarakat kian terpinggirkan,kebijakan semakin tak berpihak pada rakyat, dan penegakan hukum dipertaruhkan demi kepentingan elite politik yang akhirnya menggerus nilai keadilan,”kata Nisa dalam siaran pers Ahad,17 Agustus 2025.Kemarin.
ICW menyoroti langkah pemerintah yang justru melemahkan upaya pemberantasan korupsi.Salah satunya pemberian abolisi dan amnesti kepada terdakwa korupsi Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong pada 31 Juli lalu.“Pemberian amnesti dan abolisi sebelum proses hukum inkracht dapat dilihat sebagai intervensi politik yang berbahaya dalam penegakan hukum antikorupsi dan menimbulkan kesan sewenang-wenang,”kata Staf Divisi Edukasi Publik ICW, Eva Nurcahyani.
ICW juga mencatat,vonis pengadilan terhadap koruptor selama sembilan tahun terakhir rata-rata hanya 3 tahun 7 bulan. Dari 2015 hingga 2023,ada 682 terdakwa yang divonis bebas atau lepas, dengan total kerugian negara mencapai Rp 92 triliun, seperti di lansir berita Sumber Tempo.
“Mandeknya pembahasan dan pengesahan RUU Perampasan Aset menjadi sinyal kuat pemerintah juga tidak berpihak pada kepentingan rakyat,”tulis ICW.Beda omongan beda tampilan itulah Anekdot arti Pidato Prabowo,"Besar Pasak dari pada Tiang,"Tak Sesuai REALITA,bertolak belakang yang di rasakan Rakyat INDONESIA di Kepemimpinan nya.
ICW menutup pernyataannya dengan mengingatkan pesan Tan Malaka bahwa kemerdekaan bukan hadiah,melainkan hasil perjuangan.“Kemerdekaan sejati hanya ada bila rakyat berani berpikir,bersuara,dan melawan segala bentuk penindasan.”
Liputan:*Tim Redaksi Media-C45T*